Rabu, 16 Maret 2022


TOA MASJID SEBAGAI TERTUDUH

Seperti biasa ditengah tengah istiharat di masjid setelah dzuhur kami berkumpul, selalu ada saja topik yang dibicarakan. Semua layaknya pengamat politik macam di tayangan suatu stasiun TV yang terkemuka di negara ini. 
Dari mulai diskusi asyik sampai tegang urat leher dimana masing masing mempertahankan pendapatnya yang dirasa benar, untungnya masih di lingkungan masjid sehingga tidak terjadi adu tinju, walaupun besok ketemu lagi dan damai lagi. Gencatan senjatanya gampang dan tak berbelit belit,cukup traktiran soto dan ngopi bareng.
Siang ini topiknya adala"TOA masjid" - saya juga gak habis pikir kenapa merek elektronik menjadi fungsi. Sebenarnya kan TOA itu merek, padahal topik yang dibicarakan adalah suara speaker masjid. 
Itulah negaraku, tiap air mineral pasti "Aqua" padahal yang diminum merek lain.
Sebutlah Bandi namanya seorang yang puritan begitu kerasnya menanggapi pernyataan meneteri Agama yang dianggap kontroversial. Bandi berang luar biasa karena menteri dianggap melecehkan adzan, karena menyamakan adzan dengan gonggongan anjing, dan memang di jagat maya pernyataan itu menjadi "head line". Bagiku tidaak heran karena menteri yang satu ini memang suka yang sifatnya kontroversi, dan kita gak tau apa motifnya, apakah untuk menutupi kelemahannya atau cari panggung karena gak tau apa yang harus dikerjakan, semuanya pasti pro kontra.
Tono lawan bicara Bandi jelas membela, karena mereka berdua dari dulu suka berseberangan pendapat, terlebih lebih dalam masalah agama.
"Hanya setan yang benci dengan adzan, karena jika adzan dikumandangkan maka setan akan lari terkentut tekencing kencing," ucap Bandi. 
Tentu Tono tidak terima karena dia merasa bagian dari sang menteri, membantah lengkap dengan argunen toleransinya,kesetaraan dan macam macam nilai nilai lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia cenderung tunduk hukum tuannya.
Selama perdebatan ini berlangsung Safri dipojokan hanya menyimak semua perdebatan ini, dan biasanya diapun tak pernah berkomentar, namun kali ini entah kesambet setan mana dia bertanya " Tanya nih Ton, mesjid yang suka tarahim, sholawatan  dan doa bersama setelah sholat mesjid siapa."
"Cobalah sedikit cerdas Ton! Ane gak bermaksud mendikotomisasi mesjid."
"Kan yang biasanya tarahim subuh itu, sholawatan dan berdoa bersama menggunakan pengeras suara adalah mesjid kelompok antum sendiri."
"Walau ana sendiri gak suka dengan ucapan junjungan antum itu."
"Mungkin junjungan antum itu ingin memberikan teguran kepada kelompoknya sendiri."
"walaupun sebenarnya gak perlu karena itu sudah diatur dari tahun 1978 yaitu dalam bentuk Instruksi Dirjen Bimas 101 / 1978," tukas Safri lagi
"lagian Ton, masalah begituan sudah diatur sama kepala lingkungan setempat, dengan dasar Instruksi Dirjend Bimas tad." tambah Safri sambil menghirup kopi dalam dalam dan lantas ngeloyor pergi mau makan siang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar