Rabu, 04 Maret 2020

DEWI DURGANDINI

Tokoh ini tak sengaja kutemukan dari skripsi R Benny Pradipta dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tokoh ini cocok untuk menjadi tokoh dalam catatan sudut kehidupanku.
Marilah kita lihat keterangan singkat siapa tokoh ini.
Dewi Durgandini adal istri Prabu Sentanu ,atau ibu tiri Dewabrata. Dewi Duragandini digambarkan sebagai perempuan yang serakah, dengki dan ingin merebut tahta waris dari Dewabrata untuk anak kandungnya. Penggambaran Dewi Durgandini dapat kita lihat dari potongan potongan dialog berikut.

"Apa salahku padamu ibu, sehingga ibu tidak menyayangi aku lagi," tanya Dewabrata suatu ketika
" Salahmu adalah engkau pernah dilahirkan dan menghalangi kemauanku," 
'Aku tidak mengerti ibu. Aku tidak meminta untuk dilahirkan. Bagaimana aku bisa salah karena itu.?"
"Dengar baik baik Dewabrata ! Jangan mengira karena engkau putra mahkota, engkau sudah mendapatkan segalanya. Aku tidak pernah menyukaimu dan tidak akan pernah menyukaimu. Karena kehadiranmu ayahandamu Prabu Sentanu tidak pernah bisa melupakan cintanya pada ibu kandungmu. Dan itu menyakitkanku.'

Itu sekelumit dialog antara Dewabrata dan Dewi Durgandini, sebut saja tokoh ku ini adalah replika Dewi Durgandini walaupun tidak tepat benar, tapi ada kemiripan karena dengki penyakit yang tak ada obatnya selalu ada pada setiap orang.
Dewi Durgandini dalam kisahku adalah istri dari Ki Tapabrata yang sudah mangkat. Tahta kekuasaan sebenarnya akan dipegang oleh sang Dewi, namun karena dirundung kesedihan berkepanjangan maka tahta dipegang oleh penguasa sementara, sebut sajalah kalau sekarang PLT nya.
Kalau ditilik tilik Ki Tapabrata sebenarnya tidak berkuasa betul betul,  karena ada Dewa Bijak Bestari pemilik kekuasaan mutlak. Beliau Dewa Bijak Bestari penentu buruk baiknya orang, sesat atau berada di jalan lurusnya seseorang, pokoknya dia si Dewa Bijak Bestari adalah penentu kebenaran. Beliau si Dewa Bijak Bestari pemegang dan pengeluar sertifikat kebenaran.
Disebabkan kelamaan mengambil sikap untuk mengambil jabatan, sementara negara Astinapura harus punya pemimpin, maka sang PLT yang ditunjuk juga jadi lama juga mengecap kekuasaan. Dia pikir enak kenapa tidak, lanjutkan saja begitulah di benak sang PLT, biarkan aku menikmati kekuasaan, dan Dewi Durgandini lagi mengecap kesedihan.







Luka dan Empati




Ketika air mata membasahi pipi
Tergerak oleh hati dan insani
Ketika semua semata mata dari dalam diri
Memutuskan ke egoisan di dalam hati

Dikala diri di luluh kan dengan keikhlasan
Di saat semua dapat di rasakan
Saat rasa sakit tak mampu terselesaikan  
Ketika emosi tak dapat di kalah kan

Saat hati merasakan perih nya kehidupan
Penderitaan yang tak dapat di hentikan
Rasa sakit yang tak pernah tersampaikan
Tangis yang nyatanya tak dapat di hentikan

Di saat diri mampu memahami
Semua apa yang telah terjadi
Ketika hati dapat melebur menjadi Satu
Saat itu kau dan aku menjadi Satu

Ketika aku dapat merasakan posisi mu
Memandang dunia melalui diri mu
Sehingga diri menghadirkan peduli
Itu lah yang di sebut empati



Written by Yulia

Untuk lebih dekat mengenal penulis
     Namaku Yullia prastika. Teman teman dan keluarga ku biasa memanggil ku ui. Aku penghayal hebat tentang semua hal yang berkaitan dengan kpop. Menatap dunia pertama kali pada 8 Desember 2004. Aku selalu merenungi betapa indah nya korea selatan dan aku mempunyai mimpi untuk bisa kuliah di sana. Aku seorang pelajar yang duduk di bangku pertama sekolah menengah atas. Aku juga suka berpetualang Seperti menjelah ke berbagai tempat.dapat bersapa hangat dengan ku melalui akun Instagram dan wattpad ku @yliaprstk.

GAGAK HITAM PENDENGKI

Buruk muka sebusuk hati
Semua tercermin dari gerak kaki
Mungkin hasil asi yang basi
Kau benci si wati
Yang padat prestasi
Kau iri
Kau dengki
Kau lebih buruk dari sengkuni
Kau cari jalan meniti
Tak sadar menghancur diri
Kau pikir Tuhan mati
Kau pikir Tuhan tuli
Tidak...
Tidak...
Kau lihat nanti
Tangan menengadah ke arsy
Menuntut semua janji