Marilah kita lihat keterangan singkat siapa tokoh ini.
Dewi Durgandini adal istri Prabu Sentanu ,atau ibu tiri Dewabrata. Dewi Duragandini digambarkan sebagai perempuan yang serakah, dengki dan ingin merebut tahta waris dari Dewabrata untuk anak kandungnya. Penggambaran Dewi Durgandini dapat kita lihat dari potongan potongan dialog berikut.
"Apa salahku padamu ibu, sehingga ibu tidak menyayangi aku lagi," tanya Dewabrata suatu ketika
" Salahmu adalah engkau pernah dilahirkan dan menghalangi kemauanku,"
'Aku tidak mengerti ibu. Aku tidak meminta untuk dilahirkan. Bagaimana aku bisa salah karena itu.?"
"Dengar baik baik Dewabrata ! Jangan mengira karena engkau putra mahkota, engkau sudah mendapatkan segalanya. Aku tidak pernah menyukaimu dan tidak akan pernah menyukaimu. Karena kehadiranmu ayahandamu Prabu Sentanu tidak pernah bisa melupakan cintanya pada ibu kandungmu. Dan itu menyakitkanku.'
Itu sekelumit dialog antara Dewabrata dan Dewi Durgandini, sebut saja tokoh ku ini adalah replika Dewi Durgandini walaupun tidak tepat benar, tapi ada kemiripan karena dengki penyakit yang tak ada obatnya selalu ada pada setiap orang.
Dewi Durgandini dalam kisahku adalah istri dari Ki Tapabrata yang sudah mangkat. Tahta kekuasaan sebenarnya akan dipegang oleh sang Dewi, namun karena dirundung kesedihan berkepanjangan maka tahta dipegang oleh penguasa sementara, sebut sajalah kalau sekarang PLT nya.
Kalau ditilik tilik Ki Tapabrata sebenarnya tidak berkuasa betul betul, karena ada Dewa Bijak Bestari pemilik kekuasaan mutlak. Beliau Dewa Bijak Bestari penentu buruk baiknya orang, sesat atau berada di jalan lurusnya seseorang, pokoknya dia si Dewa Bijak Bestari adalah penentu kebenaran. Beliau si Dewa Bijak Bestari pemegang dan pengeluar sertifikat kebenaran.
Disebabkan kelamaan mengambil sikap untuk mengambil jabatan, sementara negara Astinapura harus punya pemimpin, maka sang PLT yang ditunjuk juga jadi lama juga mengecap kekuasaan. Dia pikir enak kenapa tidak, lanjutkan saja begitulah di benak sang PLT, biarkan aku menikmati kekuasaan, dan Dewi Durgandini lagi mengecap kesedihan.
Kalau ditilik tilik Ki Tapabrata sebenarnya tidak berkuasa betul betul, karena ada Dewa Bijak Bestari pemilik kekuasaan mutlak. Beliau Dewa Bijak Bestari penentu buruk baiknya orang, sesat atau berada di jalan lurusnya seseorang, pokoknya dia si Dewa Bijak Bestari adalah penentu kebenaran. Beliau si Dewa Bijak Bestari pemegang dan pengeluar sertifikat kebenaran.
Disebabkan kelamaan mengambil sikap untuk mengambil jabatan, sementara negara Astinapura harus punya pemimpin, maka sang PLT yang ditunjuk juga jadi lama juga mengecap kekuasaan. Dia pikir enak kenapa tidak, lanjutkan saja begitulah di benak sang PLT, biarkan aku menikmati kekuasaan, dan Dewi Durgandini lagi mengecap kesedihan.