PARADOKS
Dalam fisika dikenal paradoks yang biasa dipelajari anak anak di SMP or SMA sebagai contoh paradoks hidrostatis.
Sama dalam kehidupan paradoks itu sering terjadi, karena tidak semua hal berlangsung linear atau bernding lurus seperti yang kita harapkan.
Sebagai contoh sebut bu Desi dalam buku Guru Aini yang dikarang oleh Andrea Hirata, punya idealis tinggi berharap akan muncul ahli matematika di kampung kampung pelosok. Tapi apa yang diharapkan semuanya berbalik seperti "U turn"
Sebut aja Sukarja seorang guru - walau tidak seidealis bu Desi - yang berusaha memajukan cara berfikir siswa, cukup berdedikasi dapat dilihat dari dara terendah yaitu daftar absen beliau.
Namun kelemahan Sukarja dapat terlihat nyata adalah pandangannya tidak sejalan dengan pandangan pimpinan yang memegang tampuk kekuasaan. Walaupun kalau diteliti ketidaksependapatan itu tidak frontal dilakukan, hanya sekedar tak bertanya, atau membuka pikiran kritis pada siswa, bahwa siswa harus berfikir kritis dan menuntut pengajaran sepadan dari yang mereka bayarkan. Tentu sikap Sukarja ini terdengar oleh dinding dinding, yang untuk kemudian dilaporkan. Lucunya Sukarja sendiri tidak pernah bermasalah dengan sang pemegang tampuk "kekuasaan labil" itu. Sementara pemegang tampuk kekuasaan berusaha merangkul lawan yang menurutnya "potensial" dalam pelanggengan kekuasaan. Atas dasar ini untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan lawan "potensial" yang akan menjadi jinak dikemudian hari maka dicarilah berbagai kesalahan Sukarja. Sebagaimana diketahui Sukarja kerap tidak sependapat dengan lawan "potensial pendukung kekuasaan " yang dikemudian hari diharapkan akan menjadi jinak. Maka mulailah dicari cari delik untuk bagaimana menyingkirkan Sukarja dari peredaran atau dari orbitnya walau dengan cara tidak sistematis malah terlihat norak. Dimulai dari memantau status Sukarja di medsos, yang jelas ini merupakan privasi seseorang untuk berekspresi, dan ini juga gak ada deliknya selama tidak ada yang disinggung.
Kekuasaan yang labil begitu canggung untuk berdiri, sehingga dia tertatih tatih untuk melangkah tanpa perduli salah, yang penting langgeng.
Kuakhiri saja kisah paradoks Sukarja disini dengan kesimpulan,apa yang kita lakukan belum tentu hasilnya linear seperti yang kita harapkan.
Kutipan dari Ali bin Abi Thalib
" Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit."
Kutipan dari Abraham Lincoln
" jika kamu mau menguji karakter seseorang, berilah dia kekuasaan."
Kutipan dari Dan Brown
"Orang yang mengatakan kekuasaan bahwa kekuasaan it tidak menimbulkan kecanduan pasti dia belum benar benar berkuasa."
Senin, 27 Juli 2020
Rabu, 04 Maret 2020
DEWI DURGANDINI
Tokoh ini tak sengaja kutemukan dari skripsi R Benny Pradipta dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tokoh ini cocok untuk menjadi tokoh dalam catatan sudut kehidupanku.
Marilah kita lihat keterangan singkat siapa tokoh ini.
Dewi Durgandini adal istri Prabu Sentanu ,atau ibu tiri Dewabrata. Dewi Duragandini digambarkan sebagai perempuan yang serakah, dengki dan ingin merebut tahta waris dari Dewabrata untuk anak kandungnya. Penggambaran Dewi Durgandini dapat kita lihat dari potongan potongan dialog berikut.
"Apa salahku padamu ibu, sehingga ibu tidak menyayangi aku lagi," tanya Dewabrata suatu ketika
" Salahmu adalah engkau pernah dilahirkan dan menghalangi kemauanku,"
'Aku tidak mengerti ibu. Aku tidak meminta untuk dilahirkan. Bagaimana aku bisa salah karena itu.?"
"Dengar baik baik Dewabrata ! Jangan mengira karena engkau putra mahkota, engkau sudah mendapatkan segalanya. Aku tidak pernah menyukaimu dan tidak akan pernah menyukaimu. Karena kehadiranmu ayahandamu Prabu Sentanu tidak pernah bisa melupakan cintanya pada ibu kandungmu. Dan itu menyakitkanku.'
Itu sekelumit dialog antara Dewabrata dan Dewi Durgandini, sebut saja tokoh ku ini adalah replika Dewi Durgandini walaupun tidak tepat benar, tapi ada kemiripan karena dengki penyakit yang tak ada obatnya selalu ada pada setiap orang.
Dewi Durgandini dalam kisahku adalah istri dari Ki Tapabrata yang sudah mangkat. Tahta kekuasaan sebenarnya akan dipegang oleh sang Dewi, namun karena dirundung kesedihan berkepanjangan maka tahta dipegang oleh penguasa sementara, sebut sajalah kalau sekarang PLT nya.
Kalau ditilik tilik Ki Tapabrata sebenarnya tidak berkuasa betul betul, karena ada Dewa Bijak Bestari pemilik kekuasaan mutlak. Beliau Dewa Bijak Bestari penentu buruk baiknya orang, sesat atau berada di jalan lurusnya seseorang, pokoknya dia si Dewa Bijak Bestari adalah penentu kebenaran. Beliau si Dewa Bijak Bestari pemegang dan pengeluar sertifikat kebenaran.
Disebabkan kelamaan mengambil sikap untuk mengambil jabatan, sementara negara Astinapura harus punya pemimpin, maka sang PLT yang ditunjuk juga jadi lama juga mengecap kekuasaan. Dia pikir enak kenapa tidak, lanjutkan saja begitulah di benak sang PLT, biarkan aku menikmati kekuasaan, dan Dewi Durgandini lagi mengecap kesedihan.
Kalau ditilik tilik Ki Tapabrata sebenarnya tidak berkuasa betul betul, karena ada Dewa Bijak Bestari pemilik kekuasaan mutlak. Beliau Dewa Bijak Bestari penentu buruk baiknya orang, sesat atau berada di jalan lurusnya seseorang, pokoknya dia si Dewa Bijak Bestari adalah penentu kebenaran. Beliau si Dewa Bijak Bestari pemegang dan pengeluar sertifikat kebenaran.
Disebabkan kelamaan mengambil sikap untuk mengambil jabatan, sementara negara Astinapura harus punya pemimpin, maka sang PLT yang ditunjuk juga jadi lama juga mengecap kekuasaan. Dia pikir enak kenapa tidak, lanjutkan saja begitulah di benak sang PLT, biarkan aku menikmati kekuasaan, dan Dewi Durgandini lagi mengecap kesedihan.
Luka dan Empati
Ketika air mata membasahi
pipi
Tergerak oleh hati dan insani
Ketika semua semata mata dari
dalam diri
Memutuskan ke egoisan di
dalam hati
Dikala diri di luluh kan
dengan keikhlasan
Di saat semua dapat di
rasakan
Saat rasa sakit tak mampu
terselesaikan
Ketika emosi tak dapat di
kalah kan
Saat hati merasakan perih nya
kehidupan
Penderitaan yang tak dapat di
hentikan
Rasa sakit yang tak pernah
tersampaikan
Tangis yang nyatanya tak
dapat di hentikan
Di saat diri mampu memahami
Semua apa yang telah terjadi
Ketika hati dapat melebur
menjadi Satu
Saat itu kau dan aku menjadi
Satu
Ketika aku dapat merasakan
posisi mu
Memandang dunia melalui diri
mu
Sehingga diri menghadirkan
peduli
Itu lah yang di sebut empati
Written by Yulia
Untuk lebih dekat mengenal penulis
Namaku Yullia prastika. Teman teman dan
keluarga ku biasa memanggil ku ui. Aku penghayal hebat tentang semua hal yang
berkaitan dengan kpop. Menatap dunia pertama kali pada 8 Desember 2004. Aku
selalu merenungi betapa indah nya korea selatan dan aku mempunyai mimpi untuk
bisa kuliah di sana. Aku seorang pelajar yang duduk di bangku pertama sekolah
menengah atas. Aku juga suka berpetualang Seperti menjelah ke berbagai tempat.dapat
bersapa hangat dengan ku melalui akun Instagram dan wattpad ku @yliaprstk.
GAGAK HITAM PENDENGKI
Buruk muka sebusuk hati
Semua tercermin dari gerak kaki
Mungkin hasil asi yang basi
Kau benci si wati
Yang padat prestasi
Kau iri
Kau dengki
Kau lebih buruk dari sengkuni
Kau cari jalan meniti
Tak sadar menghancur diri
Kau pikir Tuhan mati
Kau pikir Tuhan tuli
Tidak...
Tidak...
Kau lihat nanti
Tangan menengadah ke arsy
Menuntut semua janji
Semua tercermin dari gerak kaki
Mungkin hasil asi yang basi
Kau benci si wati
Yang padat prestasi
Kau iri
Kau dengki
Kau lebih buruk dari sengkuni
Kau cari jalan meniti
Tak sadar menghancur diri
Kau pikir Tuhan mati
Kau pikir Tuhan tuli
Tidak...
Tidak...
Kau lihat nanti
Tangan menengadah ke arsy
Menuntut semua janji
Jumat, 28 Februari 2020
Sholat versi Pekok
Gue ini guru, kadang kadang suka nganehin, karena gue gak suka sikap kaku tipikal guru jadul.
Walau aneh toh ada guru masih muda sikapnya jadul kaku kampungan menurutku. Gue gak mau gitu.
Waktu ngajar gue stel musik di laptop biar asiik, namun tak terasa waktu berlalu masuk waktu dzuhur , adzan terdengar... seorang siswi menegurku, sebut aja namanya Siti Tukulwati, karena bibirnya mengingatkan akan presenter kondang itu. Aku tak tersinggung, kumatikan lagu itu serta merta.
Waktu berlalu pelajaran usai kubenahi laptop buku buku, tak sengaja kuperhatikan anak yang menegurku, yang seharusnya dia sudah berangkat sholat ke mushola buat sholat.
"Kamu gak sholat Siti...??"..."ehhmm anu Pak sebentar lagi..." Sementara waktu sudah berjalan dan akupun berniat langsung sholat selesai berbenah.
Lantas aku berfikir rupanya semangat kita mengingat Kan orang begitu tingginya melupakan diri sendiri. Atau jangan jangan kuat bersemangat mencari salah orang.
Akhir February
Sholat versi Pekok (Lanjutan)
Suatu hal yang agak lucu juga terjadi, sewaktu aku duduk duduk dengan mereka yang kukenal cukup alim dalam agama, dan mulutnya selalu komat kamit di dalam kesendiriannya - aku gak tau dia apa dzikir apa menghafal sesuatu- gak jadi urusanku. Dia itu kulihat orang "baik" lah , aku berbaiksangka aja. Kami duduk di meja ngobrol ngalur ngidul, tiba saatnya si bapak ini mohon diri sembari berujar "pulang dulu, mau sholat dzuhur," sementara waktu dzuhur udah sekitar satu jam setengah berlalu, tapi buatku itu gak masalah karena masih ada waktu. Yang terasa mengganjal di akhir kalimatnya dia bilang,"Ente (sembari nyebut namaku) sudah sholat, saya tadi kencing ,"
Dalam hatiku kalo kencing ya cebok aja, lantas ambil wudhu sholat aja di tempat kita ngobrol kan ada yang bersih juga...??? Dan kenapa juga musti menyinggung namaku...??? Apa karena ingin menutup malu karena sering berkomat kamit namun telat sholat lantas shift the blame on someone alias cari salah orang. Tapi mungkin disitu semangatnya.
Suatu ketika kami berkumpul seperti biasa layaknya jam istirahat , duduk ngopi sembari ngudut menikmati gorengan yang itu ke itu lagi tanpa variasi namun tetap dimakan entah sekedar iseng apa lapar buat mengganjal perut. Si "Bapak Komat Kamit" menyinggungku lagi tentang masalah identitas, sepele aja sebenarnya identitas yang dimaksud adalah aku berada pada keorganisasian agama yang mana dalam bingkai Islam, "kan ini pertanyaan dungu." Kusebut dungu, karena sebegitu besarnya keinginan tahu mereka aku berafiliasi kemana. Mereka sebut aku "tidak jelas" yang pasti mereka adalah orang orang dungu sebegitu besarnya ingin mengetahui wilayah privacy orang.
Apa Nabi yang sering kita bikin acara maulid pernah menyarankan kita masuk pada organisasi tertentu, pasti jawabannya tidak. Apa Nabi pernah menyarankan kita harus masuk salah satu mazhab yang ada......ada gak!!!!!!!!!
Jelas ini mengganggu keakraban kita bergaul, bahkan mengganggu keakraban kita bergaul dengan sesama anak bangsa (aku pinjam istilah Rocky Gerung). Bahkan dengan sesama agama yang sama kita jadi saling curiga.
Aku jadi berfikir ini hasil sholat apa hasil komat kamit.
Awal Maret pagi pagi ini dihiasi dengan hujan, kelihatan khalayak ramai sibuk berangkat ke kantor melengkapi diri dengan jas hujan, payung dan segala peralatan yang melindungi diri dari hujan, plus tak lupa memakai masker kaerena dihantui virus Corona. Sama dengan orang orang akupun bergegas untuk melaksanakan tugas, walau hujan sudah menghiasi hari. Kupacu kenderaanku bergelut dengan jalan licin dan padat dan sarat kenderaan. Cilaka gumamku sampai di tempat sudah terlambat tiga menit pintu sudah dikunci. Rupanya Dewi Durgandini begitu bersemangat hari ini izin masuk tidak diberikan, mungkin sang Dewi tadi malam habis tahajjud.
Tak seperti biasanya Dewi Durgandini bersikap seperti ini, karena sehari harinya dia juga gak begitu tertarik dengan tugasnya. Ini bisa dibuktikan sewaktu Margaret Tatcher datang menginspeksi dia tidak ada di tempat, begitu ketemu dengan beliau si Margareth Tatcher dia berkilah saya lagi ritual di rumah. Sontak saja pernyataan atau balasan ini membuat murka bunda Margaret Thatcher. Beliau Margareth Tatcher berkata..." Dewi kau bisa lakukan itu disini kenapa mesti di rumah." Dewi Durgandini hanya mampu tersipu malu ....iya kalau dia punya malu.
Gue ini guru, kadang kadang suka nganehin, karena gue gak suka sikap kaku tipikal guru jadul.
Walau aneh toh ada guru masih muda sikapnya jadul kaku kampungan menurutku. Gue gak mau gitu.
Waktu ngajar gue stel musik di laptop biar asiik, namun tak terasa waktu berlalu masuk waktu dzuhur , adzan terdengar... seorang siswi menegurku, sebut aja namanya Siti Tukulwati, karena bibirnya mengingatkan akan presenter kondang itu. Aku tak tersinggung, kumatikan lagu itu serta merta.
Waktu berlalu pelajaran usai kubenahi laptop buku buku, tak sengaja kuperhatikan anak yang menegurku, yang seharusnya dia sudah berangkat sholat ke mushola buat sholat.
"Kamu gak sholat Siti...??"..."ehhmm anu Pak sebentar lagi..." Sementara waktu sudah berjalan dan akupun berniat langsung sholat selesai berbenah.
Lantas aku berfikir rupanya semangat kita mengingat Kan orang begitu tingginya melupakan diri sendiri. Atau jangan jangan kuat bersemangat mencari salah orang.
Akhir February
Sholat versi Pekok (Lanjutan)
Suatu hal yang agak lucu juga terjadi, sewaktu aku duduk duduk dengan mereka yang kukenal cukup alim dalam agama, dan mulutnya selalu komat kamit di dalam kesendiriannya - aku gak tau dia apa dzikir apa menghafal sesuatu- gak jadi urusanku. Dia itu kulihat orang "baik" lah , aku berbaiksangka aja. Kami duduk di meja ngobrol ngalur ngidul, tiba saatnya si bapak ini mohon diri sembari berujar "pulang dulu, mau sholat dzuhur," sementara waktu dzuhur udah sekitar satu jam setengah berlalu, tapi buatku itu gak masalah karena masih ada waktu. Yang terasa mengganjal di akhir kalimatnya dia bilang,"Ente (sembari nyebut namaku) sudah sholat, saya tadi kencing ,"
Dalam hatiku kalo kencing ya cebok aja, lantas ambil wudhu sholat aja di tempat kita ngobrol kan ada yang bersih juga...??? Dan kenapa juga musti menyinggung namaku...??? Apa karena ingin menutup malu karena sering berkomat kamit namun telat sholat lantas shift the blame on someone alias cari salah orang. Tapi mungkin disitu semangatnya.
Suatu ketika kami berkumpul seperti biasa layaknya jam istirahat , duduk ngopi sembari ngudut menikmati gorengan yang itu ke itu lagi tanpa variasi namun tetap dimakan entah sekedar iseng apa lapar buat mengganjal perut. Si "Bapak Komat Kamit" menyinggungku lagi tentang masalah identitas, sepele aja sebenarnya identitas yang dimaksud adalah aku berada pada keorganisasian agama yang mana dalam bingkai Islam, "kan ini pertanyaan dungu." Kusebut dungu, karena sebegitu besarnya keinginan tahu mereka aku berafiliasi kemana. Mereka sebut aku "tidak jelas" yang pasti mereka adalah orang orang dungu sebegitu besarnya ingin mengetahui wilayah privacy orang.
Apa Nabi yang sering kita bikin acara maulid pernah menyarankan kita masuk pada organisasi tertentu, pasti jawabannya tidak. Apa Nabi pernah menyarankan kita harus masuk salah satu mazhab yang ada......ada gak!!!!!!!!!
Jelas ini mengganggu keakraban kita bergaul, bahkan mengganggu keakraban kita bergaul dengan sesama anak bangsa (aku pinjam istilah Rocky Gerung). Bahkan dengan sesama agama yang sama kita jadi saling curiga.
Aku jadi berfikir ini hasil sholat apa hasil komat kamit.
Awal Maret pagi pagi ini dihiasi dengan hujan, kelihatan khalayak ramai sibuk berangkat ke kantor melengkapi diri dengan jas hujan, payung dan segala peralatan yang melindungi diri dari hujan, plus tak lupa memakai masker kaerena dihantui virus Corona. Sama dengan orang orang akupun bergegas untuk melaksanakan tugas, walau hujan sudah menghiasi hari. Kupacu kenderaanku bergelut dengan jalan licin dan padat dan sarat kenderaan. Cilaka gumamku sampai di tempat sudah terlambat tiga menit pintu sudah dikunci. Rupanya Dewi Durgandini begitu bersemangat hari ini izin masuk tidak diberikan, mungkin sang Dewi tadi malam habis tahajjud.
Tak seperti biasanya Dewi Durgandini bersikap seperti ini, karena sehari harinya dia juga gak begitu tertarik dengan tugasnya. Ini bisa dibuktikan sewaktu Margaret Tatcher datang menginspeksi dia tidak ada di tempat, begitu ketemu dengan beliau si Margareth Tatcher dia berkilah saya lagi ritual di rumah. Sontak saja pernyataan atau balasan ini membuat murka bunda Margaret Thatcher. Beliau Margareth Tatcher berkata..." Dewi kau bisa lakukan itu disini kenapa mesti di rumah." Dewi Durgandini hanya mampu tersipu malu ....iya kalau dia punya malu.
Kamis, 27 Februari 2020
KEPALA MAJAL
KEPALA MAJAL
Apa gue gak boleh menghayal
Apa anak anak gue gak boleh terkenal
Emang anak anak gue anak bebal
Kagak jal
Elu yang palanya majal
Dimana elu waktu ada pembagian otak jal
Otak elu emang ada jal
Cuma isinya ada batu mengganjal
Jangan jangan otak lu gompal
Anak anakku bikin sesuatu yang gempar
Membuat sesuatu yang fenomenal
Elu kaget dan mental
Harusnya elu malu jal
Apa kemampuanmu, kecuali mual
Disaat ada kesempatan ada elu merasa sial
Awal ku berkhayal
Suatu ketika anak anakku akan terkenal
Kuyakin ada Wulan Padi setelahnya
Kuyakin ada Firsa Besari nantinya
Kupercaya ada JS Khaireen
Aku optimis anak anakku menjadi mereka
Minggir lah elu pala oval
Elu bisa bikin apa jal
Paling elu tinggal menunggu buah jatuh.
Selasa, 25 Februari 2020
Buruknya budaya membaca membuat orang orang kada sulit untuk memahami suatu persoalan, yang ujung ujungnya suka berakhir dengan konflik tatklala memahami sesuatu. Apalagi ditambahi dengan berita berita bohong.
Persepsi orang orang besar atau yang merasa besar di sekelilingku tergantung siapa yang membisik. Mereka yang membisiki mirip atau pas sekali dengan surat An Naas, bukan dari kalangan jin tapi dari kalangan manusia. Kalau orang Medan bilang orang orang seperti ini disebut "tukang angkat telor", malah lebih kasar lagi tukang angkat "biji" sang majikan.
Padahal tempat mereka berkhidmat itu besar besar banget juga tidak, maka menjadi heran kok sampai segitunya mereka menjilat sampai ingin menghancurkan orang. Tapi kupikir bodo amat dah....egp aja atau emang gua pikirin.
Sebut sajalah tempat berkhidmat itu adalah padepokan kebenaran, yang dulunya orang perhatikan juga tidak, kalau tidak mau disebut tidak dipandang sebelah mata.
Repotnya
Persepsi orang orang besar atau yang merasa besar di sekelilingku tergantung siapa yang membisik. Mereka yang membisiki mirip atau pas sekali dengan surat An Naas, bukan dari kalangan jin tapi dari kalangan manusia. Kalau orang Medan bilang orang orang seperti ini disebut "tukang angkat telor", malah lebih kasar lagi tukang angkat "biji" sang majikan.
Padahal tempat mereka berkhidmat itu besar besar banget juga tidak, maka menjadi heran kok sampai segitunya mereka menjilat sampai ingin menghancurkan orang. Tapi kupikir bodo amat dah....egp aja atau emang gua pikirin.
Sebut sajalah tempat berkhidmat itu adalah padepokan kebenaran, yang dulunya orang perhatikan juga tidak, kalau tidak mau disebut tidak dipandang sebelah mata.
Repotnya
Senin, 24 Februari 2020
KATA KATA MUTIARA KHALIL GIBRAN
- Cinta itu burung yang indah, yang mengemis untuk ditangkap tapi menolak tuk dilukai. [Kahlil Gibran]
- Orang-orang optimis melihat bunga mawar, bukan durinya. Orang-orang pesimis terpaku pada duri dan melupakan mawarnya. [Kahlil Gibran]
- Jika hatimu adalah sebuah gunung berapi, bagaimana bisa kamu mengharapkan bunga untuk mekar? [Kahlil Gibran]
ULASAN OPUNG GERONIMO
Cinta itu produk Allah Swt dilandasi dengan kesucian. Cinta itu abstrak dia ingin orang menggapainya, mengejarnya dengan kesucian juga. Dia tak dapat digapai , tidak dapat diraih dengan ketulusan. Cinta hakiki adalah cintanya Allah Swt hanya dapat digapai dengan sikap ketundukan rukuk dan sujud mengikuti kemauan si Pemilik Cinta.
Cinta Rabb tak dapat diraih dengan noda dan kekejian.
Selasa, 04 Februari 2020
SAJK ORANG LAPAR
kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitam
jutaan burung-burung gagak
bagai awan yang hitam
o Allah !
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin
kelaparan adalah batu-batu karang
di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan
seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu
melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran
o Allah !
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin
o Allah !
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca
o Allah !
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam
o Allah !
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu.
oleh : WS RENDRA
KOMENTAR
Nama: siti hamdah
kelas: X IIS 1
bagaimana para penguasa menekan masyarakat nya agar tunduk terhadap penguasa nya, hawa nafsu para penguasa yang ingin menjaga harga diri dan menaikkan membuat para masyarakat yang dibawahnya menjadi takut sehingga mengorbankan harga dirinya demi para penguasa tersebut.
Nama: yulia prastika
kelas: X MIA1
puisi menceritakan tentang orang orang yang lapar akan kekuasaan kedudukan atau pun tahta. mereka rela melakukan apa saja untuk menggapai apa yang mereka ingin kan. bahkan mereka menekan orang orang miskin atau bawah mereka dengan menyogok mereka untuk mendukung apa yang ia ingin kan. bahkan kelaparan ini terjadi bisa dengan sendiri nya terjadi karna hawa nafsu dari diri mereka sendiri.
Nama: keisha azma fadela
kelas: X IIS 1
puisi ini ceritain orang yang kelaparan yang diibaratkan orang yang jahat.menurut saya orang jahat itu orang yang ga punya tujuan hidup sampe orang-orang banyak yang takut sama orang jahat itu.jadi sampai mereka sadar mereka bilang sama buat berhenti menghalangi hal-hal yang dilakuin.mereka pengen hidup bebas.
Nama: Nadila Eka Puspita
Kelas: X Mia 2
puisi ini menceritakan tentang lapar akan kehormatan yang ingin ia dapatkan dan orang-orang kalangan bawah yang kena imbasnya akan kelaparan seseorang yang ingin kehormatan.
Nama: Fany Aderia
Kelas: X Mia 1
Puisi ini memperumpamakan atau pun menggambarkan bagaimana kehidupan dari seorang pemimpin dan bagaimana sang puitis menyuarakannya sebagai rakyat .
Banyak dari pemimpin (BURUNG GAGAK) yang tidak ingin kehilangan kekuasaannya atau pun ketidakpuasan dengan yang ia dapatkan sekarang (KELAPARAN) sehingga membuat mereka menjadi seorang yang tertutup awan hitam atau tak mempedulikan hal apapun dan semuanya diluapkan atau diimbaskan kembali kepada rakyat.
Nama: Alya Az-Zahra
Kelas: X Iis 1
puisi ini menceritakan tentang orang kaya yang memiliki rasa lapar akan kekuasaan sehingga mereka semua memakan rakyat miskin yang tidak bersalah. Dan menjadikan rakyat miskin sebagai penjahat yang sesungguhnya
Langganan:
Postingan (Atom)