Sabtu, 30 November 2019

PERANG BANU QURAIDLAH

Disebutkan dalam Ash-Shaihain bahwa ketika Nabi saw kembali dari Khandaq, tidak lama meletakkan senjata dan mandi Jibril datang kepadanya lalu berkata : " Apakah kamu sudah meletakkan senjata? Demi Allah kami belum meletakkannya. Berangkatlah kepada mereka!" Nabi saw lalu bertanya, "Kemana ?" Jibril menjawab, " Kesana,"seraya menunjuk ke arah perkampungan Banu Quraidlah. Kemudian Nabi saw berangkat mendatangi mereka.

Nabi saw memerintahkan kaum muslimin supaya tidak seorangpun  di antara mereka melaksanakan shalat ashar kecuali sudah sampai di Banu Quraidlah. Di tengah perjalanan tibalah waktu shalat ashar. Sebagian berkata ,"kami tidak akan shalat sehingga kami sampai di sana." Sebagian yang lainnya berkata ,"kami akan melakukan shalat. Karena bukan itu yang dimaksud Nabi saw."
Kemudian mereka melaporkan kejadian itu kepada Nabi saw, tetapi beliau tidak mengecam atau menegur terhadap salah seorang pun di antara mereka.        

Rasulullah saw mengepung Bani Quraidlah yang bertahan di benteng benteng mereka selama 25 malam, ada yang mengatakan selama 15 hari,sampai mereka menyerah dan Allah Swt melemparkan rasa takut ke dalam hati mereka.
Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa Ka'ab bin Asad berkata kepada orang Yahudi, karena Rasulullah saw tidak mau beranjak meninggalkan mereka , " Wahai kaum Yahudi , kalian bisa melihat sendiri apa yang telah menimpa saudara kalian, saya tawarkan tiga alternatif, ambillah yang kalian suka. " Mereka bertanya , " Apa itu ?" Ka'ab menjelaskan, "kita mengikuti Muhammad dan membenarkannya, karena demi Allah tentu telah jelas bagi kalian bahwa dia adalah seorang Rasul yang telah diutus dan kalian pun dapat menemukan dalam Kitab suci kalian.Tentu nyawa kalian, hak milik kalian, kaum wanita kalian dan anak anak kalian akan selamat." 
Mereka menjawab, "Kami tidak akan melepaskan hukum hukum Taurat." Ka'ab lalu berkata, "bila kalian tidak mau menerima usulan ini, marilah kita habisi nyawa istrik dan anak anak kita lalu kita hadapi Muhammad dan para sahabatnya dengan pedang terhunus, kita tinggalkan beban yang memberati kita, sampai Allah Swt memutuskan putusan-Nya antara kita dan Muhammad. Bila kita binasa binasalah dan kita tidak meninggalkan anak anak yang merana. Bila kita menang , kita bisa kawin lagi dan akan beranak pinak."         

Mereka menjawab , 'Apakah dosa makhluk makhluk kesayangan ini ?"Ka'ab berkata lagi , " bila kalian juga menolak usulan ini , maka malam ini adalah malam Sabtu (Sabbat = hari suci bisa juga hari istirahat tidak dibolehkan bekerja), bisa jadi Muhammad dan para sahabatnya merasa aman dari gangguan kita, karenanya marilah kita turun mungkin kita bisa menyergap mereka dengan tiba tiba."

Mereka berkata;" Haruskah kita mengotori hati Sabbat dan melakukan apa yang dilakukan oleh otang orang sebelum kita yang kemudian dijadikan kera?"

Ka'ab terus berujar ;" Tak seorang pun di antara kalian sejak lahir kalian, yang bisa melewati satu malam untuk memecahkan masalah yang seharusnya."

  
  

Selasa, 26 November 2019

PENGUSIRAN ORANG ORANG YAHUDI BANI NADLIR

Terjadi pada bulan Rabi'ul Awwal tahun keempat Hijri.
Ibnu Sa'ad meriwayatkan bahwa Rasulullah saw keluar pada hari Sabtu, lalu sholat di masjid Quba' bersama beberapa orang sahabatnya dari kaum Anshor dan Muhajirin. Kemudian Rasulullah saw. mendatangi orang orang Yahudi bani Nadhir untuk diminta bantuan mereka membayar diyat (tebusan ganti rugi) kepada keluarga dua orang Bani Kilab yang dibunuh secara tidak sengaja oleh 'Amir bin Umaiyyah Adh-Dhamiri. Kedua orang yang terbunuh itu sebelumnya telah mendapatkan jaminan perlindungan dari Rasulullah saw. Dalam pada itu antara Bani Nadlir dan Bani Amir terjalin ikatan persahabatan  (persekutuan) , sebagaimana oleh Ibnu Ishq dan lainnya.

Orang orang Yahudi bani Nadlir itu menjawab : "Kami akan melakukan apa yang engkau inginkan, wahai Abul Qosim (Rasulullah)." Kemudian sebagian kaum Yahudi itu berbisik bisik kepada yang lain merencanakan pengkhiantan. Amir bin Jihasy an Nadhary berkata : " Aku akan naik ke bagian atas rumah, kemudian menjatuhkan batu besar kepadanya." Waktu itu Rasulullah sedang berdiri di samping salah satu rumah mereka.

Ibnu Sa'ad selanjutnya menambahkan bahwa Salam bin Masykam ( salah seorang Yahudi bani Nadlir) berkata kepada mereka: "Janganlah kalian melakukannya ! Demi Allah,  dia (Muhammad) pasti akan diberitahu tentang apa yang kalian rencanakan. Sesungguhnya perbuatan itu merupakan pelanggaran terhdap perjanjian antara kita dengan dia (Muhammad saw)."

Setelah dapat kabar tentang pengkhianatan itu, Rasulullah saw dengan cepat bergerak , seolah olah ada suatu keperluan, menuju ke Madinah dengan diikuti oleh para sahabatnya. Para sahabat berkata: " Engkau berangkat sedangkan kami tidak menyadari." Nabi saw menjawab :" orang Yahudi itu merencanakan pengkhianatan, lalu Allah mengabarkan hal itu kepadaku maka aku segera berangkat."

Kemudian Rasulullah saw mengutus seorang utusan kepada mereka untuk menyampaikan pesan: " Keluarlah kalian dari negeriku karena kalian telah merencanakan pengkhianatan. Aku beri tempo 10 hari. Kalau setelah itu masih ada yang terlihat , akan kupenggal batang lehernya."

Orang orang Yahudi  itu pun bersiap siap keluar tetapi Abdullah bin Ubay bin Salul mengirimkan seorang utusan untuk menyampaikan pesan kepada mereka: "Janganlah kalian meninggalkan rumah rumah kalian , tinggallah di benteng kalian, karena kami bersama 2000 orang akan membela kalian."

Kemudian orang orang Yahudi itu membatalkan rencana keluar mereka dan bertekad untuk bertahan di benteng benteng mereka. Lalu Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk memerangi mereka.

Akhirnya Rasulullah saw bergerak mendatangi mereka sementara itu mereka bertahan di benteng benteng mereka dengan menggunakan senjata panah dan batu.
Dalam pada itu Abdullah bin Ubay ternyata mengkhianati mereka. Lalu Rasulullah mengepung mereka dan memerintahkan supaya semua ladang kurma mereka dibabat habis.Berkenan dengan hal itu maka Allah menurunkan firman Nya

"Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang orang kafir) atau yang kamu biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya maka semua itu adalah atas izin Allah SWT, dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang orang fasik." (Qs59/al-Hasyr :51)

Setelah itu mereka menyerah kepada Rasulullah saw bersedia meninggalkan kota Madinah sebagaimana yang diinginkan beliau. Tetapi Rasulullah saw menjawab  : " Sekarang aku tidak menerimanya kecuali jika kalian keluar dengan dengan darah darah kalian saja. Kalian boleh membawa harta yang dapat dibawa oleh unta, kecuali senjata."
Akhirnya mereka menerima keputusan itu dan keluar dengan membawa harta yang dapat diangkut oleh unta mereka.
Ibnu Hisyam berkata: Sebagian mereka ada yang mencopoti peralatan rumah mereka dibawa keluar Medinah. Mereka mengungsi antara ke Khaibar dan Syam. Di antara orang orang Yahudi itu hanya ada dua orang yang masuk Islam yaitu Yamin bin Umair bin Ka'ab anak paman Amer bin Jihasy dan Abu Sa'ad bin Wahab, kedua orang ini mendapatkan kembali hartanya.
   Rasulullah saw membagi harta bani Nadlir ini kepada kaum Muhajirin saja tanpa orang orang Anshar, kecuali dua orang Anshar  yang dikenal sangat miskin yaitu Sahal bin Hanif, Abu Dujanah Sammak bin Kharsyah.
Sebelumnya harta bani Nadlir ini sepenuhnya milik Rasulullah saw.
Al Baladziry menyebutkan di dalam Futuhu'l Buldan, bahwa Rasulullah saw bercocok tanam di bawah pohon pohon kurma di tanah mereka, kemudian hasilnya disimpan untuk makanan keluarga dan istrinya selama setahun dan sisanya untuk keperluan senjata dan kenderaan.
Berkenaan dengan Bani Nadlir, Allah swt menurunkan surat Al Hasyr, dan sebagai komentar taerhadap kebijaksanaan Rasulullah saw dalam membagi harta Bani Nadlir, turunlah firman Allah  pada surat Al Hasyr ayat 5 dan 6.

Ibrah (pelajaran)

Ini merupakan bentuk ke dua dari watak pengkhianatan yang melekat pada jiwa orang orang Yahudi, yang sebelumnya dilakukan oleh Yahudi bani Qoinuqo'.
Inilah rahasia dari pelaknatan Allah kepada mereka yang diabadikan dalam firman-Nya

"Telah dilaknat orang orang kafir dari Bani Israel melalui lisan Daud dab Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas." (Qs al Maidah ayat 78) 

Diambil dari buku Sirah Nabawiyah 
karya : DR Muhammad Sa'id Ramadhan al Buthy
diterbitkan oleh : Robbani Pers Jakarta
diterjemahkan oleh : Aunur Rafiq Shaleh Tamhid 

     

Jumat, 22 November 2019

BANU QOINUQO' 

PENGKHIANATAN PERTAMA KAUM YAHUDI TERHADAP KAUM MUSLIMIN

Ibnu Ishaq berkata: Pada suatu kesempatan Rasulullah saw, mengumpulkan banu Qoinuqo' di pasar Qoinuqo' , kemudian bersabda: "wahai kaum Yahudi, takutlah kalian kepada murka Allah yang pernah ditimpakan-Nya kepada kaum Quraisy.Masuklah kalian ke dalam Islam karena sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku adalah Nabi yang diutus (Allah) ,sebagaimana kalian dapati dalam kitab kalian dan janji Allah kepada kalian!"
Jawab mereka: " Wahai Muhammad, apakah kamu mengira kami ini seperti kaummu? Janganlah membanggakan kemenangan terhadap suatu kaum yang tidak mengerti ilmu peperangan. Demi Allah , seandainya kami yang kamu hadapi dalam peperangan, niscaya kamu akan mengetahui siapa sebenarnya kami ini" 

Ibnu Hisyam meriwayatkan dari Abdullah bin Ja'far bin al - Mussawir bin Makhramah dati Abu 'Uwanah bahwa, seorang wanita Arab datang membawa perhiasannya ke tempat perdagangan Yahudi Bani Qoinuqo'. Ia mendatangi seorang tukang sepuh untuk menyepuhkan perhiasannya. Ia kemudian duduk menunggu sampai tukang sepuh Yahudi itu menyelesaikan pekerjaannya. Tiba tiba datanglah beberapa orang Yahudi berkerumun mengelilinginya dan meminta kepada wanita Arab itu supaya membuka penutup mukanya, tetapi ia (perempuan) itu menolak. Tanpa diketahui oleh wanita Arab itu, secara diam diam si tukang sepuh itu menyangkutkan ujung pakaian yang menutup seluruh tubuhnya pada bagian punggungnya.

Ketika wanit itu berdiri terbukalah  aurat bagian belakangnya. Orang orang Yahudi yang melihatnya tertawa terbahak bahak. Wanita itu menjerit mint pertolongan. Mendengar teriakan itu, salah satu kaum muslimin yang berada dekat tempat perniagaan itu secara kilat menyerang tukang sepuh Yahudi itu dan membunuhnya.  Orang  orang Yahudi yang berada di tempat itu kemudian mengeroyok si muslim tadi hingga mati terbunuh..
Tindakan orang orang Yahudi yang membunih Muslim itu menyebabkan kemarahan kaum muslimin sehingga terjadilah peperangan antara kaum Muslimin dengan orang orang Bani Qoinuqo'.

Dengan demikian, mereka adalah kaum Yahudi yang pertama kali melanggat perjanjjian yang diadakan di antara mereka dengan Nabi SAW. Insideng ini menurut riwayat ath Thobary dan al-Waqdy, terjadi pada pertengahan bulan Syawwal tahun kedua Hijri.

Kemudian Rasulullah saw mengepung mereka selama beberapa hari hingga mereka menyerah dan menerima hukuman yang akan diputuskan oleh Rasulullah saw. Setelah mereka di bawah kekuasaan beliau, datanglah Abdulah bin Ubay dan lalu berkata :
" Hai Muhammad perlakukanlah sahabatku itu dengan baik."
Permintaan Abdullah bin Ubay itu tidak diindahkan oleh Rasulullah saw, namun Abdulah bin Ubay mengulangi lagi permintaannya, tetapi beliau saw memalingkan mukanya sambil memasukkan tangannya ke dalam baju besinya. Wajah beliau tampak berubah, kemudian menjawab, "Tinggalkan aku!" .  Beliau tampak sangat marah, hingga raut wajahnya tampak merah padam. Beliau mengulangi kembali ucapannya sambil memperlihatkan kemarahannya: "Celakalah engkau, tinggalkan aku!" Abdulah bin Ubay menyahut "Tidak demi Allah aku tidak akan melepaskan anda sebelum anda mau memperlakukan para sahabatku itu dengan baik. Empat ratus orang tanpa perisai dan tiga tatus orang bersenjata lengkap yang telah membelaku terhadap semua musuhku itu, apakah hendak anda habisi nyawanya dalam waktu sehati?Demi Allah aku betul betul mengkhawatirkan terjadinya bencana itu!"

Rasulullah saw akhirnya berkata: "Mereka itu kuserahkan padamu dengan syarat mereke harus keluar meninggalkan Madinah dan tidak boleh hidup berdekatan dengan kota ini."   

Orang Yahudi Bani Qoinuqo' itu kemudian pergi meninggalkan Madinah menuju ke sebuah pedusunan bernama "Adzra'at"di daerah Syam. Belum lama tinggal di sana sebagian besar dari mereka mati ditimpa bencana.
Jika Abdulah bin Ubay sebagai tokoh munafik yang memiliki persekutuan dengan kaum Yahudi banu Qoinuqo' ,maka Ubadah bin Shamit pun datang menemui Rasulullah saw lalu berkata: " Sesungguhnya aku memberikan loyalitasku (wala') kepada Allah Swt, Rasul Nya dan kaum mu'minin, dan aku melepaskan diriku dari ikatan persekutuan dengan orang orang kafir tersebut."

Sehubungan dengan kedua orang itulah Allah menurunkan firman Nya (QS: al Ma'idah 51 - 52)

Diambil dari buku Sirah Nabawiyah 
karya : DR Muhammad Sa'id Ramadhan al Buthy
diterbitkan oleh : Robbani Pers Jakarta
diterjemahkan oleh : Aunur Rafiq Shaleh Tamhid 

     

Senin, 18 November 2019

REAKSI

Sifat atau karakter seseorang kadang kadang dinilai dari reaksinya setelah segera menerima sesuatu, baik itu peristiwa dan kejadian yang dialami, maupun sebatas informasi,

Ada hal menarik terhadap berita dan kejadian mengenai bom dan terorisme bagi kalangan muslim dewasa ini. Berita dan kejadian bom tersebut sudah berulang ulang terjadi, tetapi reaksi kalangan muslim berada di antara tiga garis besar sudut pandang.

Pertama, golongan muslim yang setiap bom meledak, tuduhannya langsung mengarah ke kelompok teroris muslim. Golongan ini fanatik untuk memusuhi gerakan gerakan gerakan Islam yang dianggap teroris. Mereka meyakini bahwa di dalam di dalam tubuh ummat muslim, masih terdapat paham paham keliru dan berkembang untuk melahirkan aksi aksi terorisme.

Dalam konteks beberpa tahun terakhir, mereka mengakui ancaman ISIS dan mengutuk keras terhadap gerakan seperti itu. Mereka cenderung membenarkan "narasi Barat" tentang terorisme.

Kedua, golongan muslim yang fanatik terhadap agenda konspirasi. Setiap mendengar kabar bom meledak, golongan ini paling cepat menyebarkan berita tentang konspirasi bahwa bom itu direkayasa oleh, misalnya kepolisian atau' "asing" untuk memojokkan Islam atau pengalihan isu rerhadap sesuatu yang lebih besar.   

Golongan ini sibuk merangkai berbagai kepingan untuk dijadikan satu gambaran utuh tentang keganjilan adanya ledakan bom. Sekebetulan bagaimanapun. Dalam konteks kekinian, mereka tidak mengakui adanya teroris dalam bentuk Islam, termasuk ISIS. Semua rekayasa asing untuk menciptakan "Islam kasar".

Ketiga, entah apa istilah yang tepat, tetapi mungkin bisa dianggap golongan moderat. Golongan pertengahan, yaitu golongan yang ketika mendengar peristiwa bom, mereka merenung , berdoa, dan menanti penjelasan dari pihak yang berwenang mengenai apa yang sesungguhnya terjadi. Mereka membuka diri terhadap segala kemungkinan. Bisa saja ada agenda untuk menghancurkan Islam, tetapi bisa juga ada sekelompok ummat Islam yang memang memiliki pemahaman berbeda dalam memandang jihad global - termasuk bom bunuh diri di negeri muslim yang aman.

Di manapun golongan anda, pembaca budiman, ayat ini tak henti hentinya kita ucapkan
"Hai orang oran beriman , jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu" (QS.Al - Hujurat:6)

Diambil dari Buku "Semut Ibrahim " kumpulan tulisan majalah Harian Amanah"
Penerbit PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO
KOMPAS GRAMEDIA