Sabtu, 30 April 2011

ISTIQOMAHLAH

Dari Abu Sulaiman kepada ikhwan Muwahhidin dimana saja berada semoga diberikan kesabaran dan istiqamah
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Segala puji hanyalah milik Allah Rabbul ‘Alamin, Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasulullah, keluarganya dan para sahabatnya semua. Wa ba’du:
عن أبي عمرو وقيل أبي عمرة سفيان بن عبدالله الثقفي رضي الله عنه قال : قلت: يا رسول الله , قل لي في الإسلام قولاً لا أسأل عنه أحداً غيرك, قال ” قل آمنت بالله ثم استقم ” رواه مسلم

Abu ‘Amr atau Ibnu ‘Amrah Sufyan Ibnu Abdillah Ats Tsaqafiy Radliallahu ‘anhu berkata: Saya berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepada saya di dalam Islam ini suatu ucapan yang tidak saya tanyakan kepada siapapun tentangnya selain engkau! Beliau berkata: “Katakanlah: “Saya beriman kepada Allah,” kemudian istiqamahlah!” [HR Muslim]

Iman (Tauhid) dan istiqamah diatasnya sampai mati adalah satu-satunya jalan untuk meraih ridla Allah dan surga-Nya.

Dia ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka beristiqamah, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” [Fushshilat: 30]

Dan berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka beristiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” [Al Ahqaf: 13-14]

Oleh sebab itu mari kita bersabar di jalan ini, bersabar terhadap banyaknya ujian, bersabar terhadap sedikitnya teman, bersabar terhadap asingnya lingkungan, bersabar terhadap panjangnya perjalanan dan bersabar terhadap lambatnya pertolongan.

Ketika kaum muwahhidin mengalami penindasan dan penyiksaan di awal Islam di Mekkah saat mereka lemah dan yang berkuasa adalah para thaghut.
عَنْ خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ قَالَ شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ فَقُلْنَا أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلَا تَدْعُو لَنَا فَقَالَ قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهَا فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ نِصْفَيْنِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ فَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَاللَّهِ لَيَتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرُ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ

Khabbab Ibnul Aratt Radliallahu ‘anhu berkata: Kami mengadu kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam sedang beliau berbantal dengan kainnya di naungan Ka’bah, kami berkata kepadanya: Apa engkau tidak meminta pertolongan buat kami? Apa engkau tidak berdoa kepada Allah buat kami? Maka beliau berkata: “Adalah seorang dari umat sebelum kalian dibuatkan lobang baginya di tanah kemudian dia dimasukkan ke dalamnya, terus didatangkan gergaji kemudian diletakkan di atas kepalanya dan dibelah menjadi dua namun hal itu tidak menghalangi dia dari agamanya. Dan dia dicabik-cabik daging dan tulangnya dengan alat pencabik besi namun hal itu tidak menghalangi dia dari agamanya. Demi Allah sungguh Dia akan menyempurnakan urusan (agama) ini sampai pengendara berjalan dari Shan’a ke Hadralmaut tidak takut kecuali kepada Allah atau srigala terhadap kambing-kambingnya, akan tetapi kalian ini tergesa-gesa.” [HR Al Bukhari no 3612]

Ya, banyak diantara kita yang tergesa-gesa ingin cepat meraih kejayaan dan kemenangan tanpa melalui proses ujian, ketertindasan dan perjuangan yang berkelanjutan yang merupakan sunnatullah bagi kemenangan pembawa ajaran-Nya. Maka mari kita selalu mengingat pesan Allah ta’ala kepada Rasul-Nya dan para pengikutnya:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلاَ تَطْغَوْاْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka istiqamahlah engkau (Muhammad) sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan. [Huud: 112]

Jangan tinggalkan Manhaj Tauhid dan Jihad kepada manhaj Parlemen atau manhaj Salafi Palsu penjilat kepada Thaghut atau manhaj yang melarikan diri dari pengkafiran para thaghut dan anshar mereka karena ingin lari dari konsekuensi-konsekuensi takfir mereka atau manhaj ahlul ghuluw yang semangatnya hanya mengkafirkan orang walaupun sembarangan dan serabutan seperti mereka yang mengkafirkan semua orang yang ikut memberikan suara di dalam Pemilu tanpa rincian…

Semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada jalan yang diridloiNya….

NASEHAT BAGI SAUDARA MUWAHHID

Segala puji hanya milik Allah ta’ala yang menjadikan kebaikan di dalam sesuatu yang tidak disukai jiwa….. Segala sanjungan hanya pantas ditujukan kepada Allah yang telah mengajarkan ilmu kepahaman akan dien di balik perjuangan… Bagi-Nyalah pujian di awal dan di akhir atas karunia kenikmatan iman di balik penderitaan di jalan-Nya…

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada penghulu muwahhidien, pengajar kebaikan dan Rasul panutan yang menjadi uswah hasanah di dalam memikul beban dakwah tauhid, keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat…. Wa ba’du:

Sesungguhnya dakwah tauhid yang dibawa para nabi itu bukanlah sekedar ucapan yang dilontarkan begitu saja atau obrolan teoritis semata di hadapan halayak bahwa ini tauhid… ini syirik.. ini thaghut dan lain sebagainya. Akan tetapi ia adalah ucapan yang hidup dan bisa menggerakkan, ia adalah ucapan yang mengandung beban dan konsekuensi, dan ia juga adalah ucapan yang mengandung reaksi dan konfrontasi. Dan setelahnya hiduplah orang yang hidup diatas kejelasan, dan matilah orang yang mati diatas kejelasan, dan ini akan lebih nampak jelas saat pelakunya hidup di bawah sistim kejahiliyyahan yang dipaksakan…

Sesungguhnya hakikat kemenangan bukanlah keberkuasaan memerintah negeri tanpa tunduk kepada hukum ilahi, namun hakikat kemenangan adalah keteguhan dan keistiqamahan di atas al haq sampai akhir kehidupan dunia dijalani:
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dia dimasukkan ke dalam surga, maka dia telah menang.” [Ali Imran: 185]

Semua kita yang memahami tauhid mengharapkan hal itu tentunya, tapi pada aplikasinya pada saat ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, maka tidak sedikit yang terkapar dan bergelimpangan di tengah jalan, tidak tahan dengan derita kehidupan saat harus dihadapkan kepada kejahatan musuh-musuh Allah yang tidak menyukai prinsip yang dipegangnya.

Saudaraku…camkanlah sesungguhnya manusia saat diajak dan diseru kepada kebaikan dan tauhid, maka banyak sekali yang menerima dan menyambut seruan itu, namun bila ujian berdatangan dan cobaan beriringan, maka mulailah berguguran orang-orang yang di dalam hatinya ada keraguan dan kemunafiqan, dan minggirlah orang yang minggir ke pinggir jalan dan rela hanya menjadi penonton karena keimanan yang lemah di dalam hatinya, dan teguhlah orang yang teguh di atas jalan dan ujian dan Allah pun meneguhkannya karena Dia mengetahui kejujurannya yang ada di dalam hatinya.
فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ

“Dia mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, maka Dia-pun menurunkan ketenangan kepada mereka.” [Al Fath: 18]

Orang macam terakhir ini adalah orang-orang yang mana ujian dan cobaan tidak menambahkan baginya kecuali keimanan dan keberserahan diri kepada Allah, setiap kali melihat dan merasakan kepedihan ujian dan persekongkolan musuh-musuh Allah terhadapnya, maka keyakinannya terhadap kebenaran prinsip yang dibawanya semakin mantap dan meresap menyatu di dalam jiwa yang melahirkan keterharuan dan aliran air mata akibat kebahagiaan jiwa di balik derita yang dialami di jalan Allah. Sungguh bahagia orang yang mengalami dan merasakannya, dan rugilah orang yang terhalang darinya.
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

“Dan tatkala orang-orang mu’min melihat pasukan-pasukan yang bersekutu itu, maka mereka berkata: “Ini adalah apa yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami, dan sungguh benar Allah dan Rasul-Nya” dan hal itu tidak menambah bagi mereka kecuali keimanan dan keberserahan diri.” [Al Ahzab: 22]

Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya adalah bahwa orang-orang yang beriman akan diuji dengan berbagai ujian dan goncangan, dan pertolongan Allah diberikan kepada yang sabar.

Saudaraku… tauhid dan iman itu memiliki rasa manis yang tidak bisa digambarkan dengan ucapan dan penjelasan, namun hanya bisa dirasakan oleh orang yang merasakan, dan ia tidak akan bisa dirasakan kecuali di balik penderitaan di dalam mempertahankan dan memperjuangkan tauhid tersebut. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berkata:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, maka dia pasti mendapatkan manisnya iman: Yaitu Allah dan Rasul-Nya adalah lebih dia cintai dari selain keduanya, dia mencintai seseorang dimana dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan dia membenci kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya darinya sebagaimana dia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” [Al Bukhari dan Muslim]

Penyiksaan fisik, terror pikiran, pemenjaraan, pengisolasian, ancaman dan iming-iming kemudahan dan fasilitas yang biasa dilakukan musuh-musuh Allah terhadap para da’i dan mujahid adalah hal yang membahayakan bila si da’i atau mujahid itu tidak mengedepankan Allah dan Rasul-Nya.

Oleh sebab itu untuk mengantisipasi di dalam menghadapi beban-beban berat itu Allah ta’ala mengajarkan kita cara mengokohkan jiwa, diantaranya qiyamullail yang panjang, tilawatul qur’an di malam hari, munajat dan berdoa kepadanya dengan sepenuh hati, memperbanyak dzikir, sebagaimana di dalam surat Al Muzzammil, juga mengkaji sirah orang-orang mu’min terdahulu yang banyak di singgung di dalam Al Qur’an dan As Sunnah….

Saudaraku…Ukurlah setiap ucapan dengan kemampuan diri di dalam memikul konsekuensinya, jangan sampai semangat yang meledak-ledak mendorong engkau melontarkan ucapan di depan umum yang justru engkaulah orang pertama yang ciut dan ketakutan saat ucapan tersebut mendatangkan konsekuensi dan mengundang reaksi balik musuh Allah, sehingga akhirnya engkau menjadi bahan cemoohan lawan dan kawan yang sebelumnya kagum kepadamu….

Dan jangan sekali-kali menantang ujian dan cobaan, namun memintalah keteguhan kepada Allah di dalam menghadapi ujian, dan bersabarlah bila ujian itu datang kepadamu, dan mulai dari situ engkau mengetahui kemampuan dirimu….

Saudaraku… Hiasilah diri engkau dengan akhlaq mulia, jagalah lisan dan jangan hiraukan celaan. Semoga Allah ta’ala membimbing kita semua… Amiin…



17 Dzul Qa’dah 1431 H

Abu Sulaiman

Ghurfah infiradiyyah Sijn Thaghut

Rabu, 20 April 2011

SURAT DARI BUMI AFGHANISTAN Surat Dari Bumi Afghanistan Kepada Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi Hafidlahullah

بسم الله الرحمن الرحيم



Segala puji hanya bagi Allah sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Nya dan kebesaran kekuasaan-Nya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam dan sebagai pedang yang dihunus terhadap leher-leher para thaghut dan para penguasa durjana, juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik….wa ba’du:

Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ

“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tidak merasa takut kepada siapapun selain kepada Allah.” [Al Ahzab: 39]

Dan berfirman:

شَهِدَ اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ

“Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, (demikian pula) para malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan.” [Ali Imran: 18]

Dan berfirman:

َ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya itu hanyalah para ulama.” [Fathir: 28]

Dari bumi karamah (kemuliaan) dan kebanggaan, dari pabrik pencetak kaum laki-laki sejati dan tempat berkiprah para pahlawan serta tempat yang diimpikan oleh jiwa kaum muwahhidin di seluruh belahan barat dan timur bumi, dari bumi yang lewat ketangguhan dan keteguhan para mujahidnya telah hancur berkeping-keping pasukan kafir paling tangguh dan barisan thaghut dhalim yang paling ganas, dari bumi yang tanahnya telah menjadi lahan pekuburan bagi penganut Islam pilihan dan para pembela dien yang terseleksi dari kalangan muhajirin dan anshar, dari bumi Afghanistan yang luhur, kepada sosok gunung yang kokoh diantara para ulama yang jujur dan para da’i yang tulus, dan bintang yang terang bercahaya di langit para pembawa prinsip dan seruan, kepada syaikh yang Rab-nya telah menjadikannya sebagai pemeran di dalam menyingkirkan kotoran yang menyelimuti aqidah shalihah yang murni, dimana ia termasuk diantara orang yang membersihkannya dari tahrif orang-orang yang ghuluw, tipu daya orang-orang yang sesat dan takwil orang-orang yang bodoh, dan mengembalikannya kepada ajaran yang putih bersih, sehingga engkau tidak melihat lagi di dalamnya penyimpangan dan penyelewengan. Dimana ia terangi malam kita yang gelap gulita dengan Millah Ibrahim[1], ia babat penyesatan (yang menimpa umat) dengan Al Kawasyif Al Jaliyyah-nya[2], ia bongkar kedok kebejatan hukum rimba[3], ia senangkan pandangan ini dengan pembungkaman syubuhat Murji’ah Masa Kini[4], dan ia luruskan kesalahan dan kekeliruan dengan Waqafatnya[5]. Dan ucapan-ucapannya serta tulisan-tulisannya masih terus memiliki pengaruh yang dasyat di dalam membersihkan keyakinan-keyakinan (aqidah) banyak orang dari ahlul jihad, dimana bibitnya menancap kokoh di dalam dada mereka dan meresap di dalam jiwa mereka, sehingga bibit itu tidak melemah karena hempasan syubuhat dan tidak miring bersama arus banjir penyimpangan dan penyelewengan.

Kepada syaikh yang menjaharkan kebenaran -sebagaimana yang kami nilai dan kami tidak mensucikannya atas nama Allah- yaitu Abu Muhammad Al Maqdisi semoga Allah menjaganya dari tipu daya para thaghut dan makar orang-orang yang berniat jahat, dan semoga Allah melindunginya dan meneguhkan di atas al haq ini tanpa melemah atau mundur atau cenderung (rukun) (kepada thaghut)… Amiin …

Kepada engkau…wahai syaikh kami yang mulia dan ulama kami yang terang-terangan dengan al haq, kami kirimkan ucapan tahiyyah yang penuh berkah lagi suci, tahiyyah penghormatan dan pengagungan, dan ucapan salam yang disertai dengan puncak makna kecintaan dan kasih sayang karena Allah, serta kerinduan yang dipenuhi rasa kangen kepada engkau dan keinginan untuk bermujalasah dengan engkau serta menimba dari ilmu engkau. Dan sudah sewajibnya atas umat Islam secara umum dan atas kader-kadernya dari kalangan ahlul jihad secara khusus untuk berterima kasih kepada engkau wahai syaikh kami yang diberkahi, atas pembelaan engkau terhadap manhaj tauhid dan jihad yang dilakukan secara sirr dan terang-terangan, atas penderitaan yang sangat berat yang engkau pikul di dalam mengemban dakwah mubarakah ini, dan berbagai kesulitan dan kondisi-kondisi yang mencekam yang menghantui engkau, serta penindasan dan penyengsaraan yang engkau alami, dalam rangka menempuh jalan manusia pilihan dari kalangan para nabi dan rasul, dan dalam rangka mentauladani orang-orang yang telah mendahului engkau di dalam memikul amanah yang agung itu dan tampil untuk membelanya serta menjaharkannya. Sehingga engkau telah mengembalikan ingatan kepada ulama-ulama Islam yang besar lagi agung, seperti Abdullah Ibnul Mubarak, Ahmad Ibnu Hanbal, Ibnu Taimiyyah, Al ‘Izz Ibnu Abdissalam dan yang lainnya yang sangat banyak dari kalangan yang tidak melemah karena bencana yang menimpa di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak menyerah (kepada musuh). Maka bergembiralah wahai syaikh kami yang mulia, karena buah-buah dakwah engkau telah siap panen dan matang, dan sebentar lagi awan para thaghut akan tersingkap dan bumi akan terang dengan cahaya Tuhan-nya, dan kami dengan kaki kuda-kuda kami akan menginjak leher-leher para thaghut arab dan ‘ajam dengan izin Allah. Ini buktinya serangan-serangan pasukan Allah telah bergerak dari sini dari bumi Afghanistan dan ia tidak akan berhenti sampai ia menancapkan panji-panji di Baitul Maqdis dengan pertolongan Allah dan kekuatan-Nya. Kami sampaikan kabar gembira kepada engkau bahwa serangan orang-orang kafir telah dipukul mundur dengan kegeramannya seraya tidak meraih kecuali kerugian, kehancuran dan korban mati lewat tangan pasukan Allah dan tentara-Nya yang agung.

Dan ia itu hanya sebentar saja yang tidak sebanding dengan sesuatu pun dari perhitungan zaman, dan pasukan Islam yang besar akan bergerak dari tempatnya dan syari’at Islam akan menaungi belahan bumi walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya. Namun setiap kelahiran yang agung haruslah mengalami kehamilan yang sulit, berbagai putaran kepayahan dan cobaan, mengecap kemelaratan dan kepedihan, pembersihan orang-orang yang jujur serta penyaringan barisan, “sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, maka datanglah kepada mereka pertolongan Kami”, sehingga nampaklah al haq dan lenyaplah kebatilan, dan sejarah pun mengukir dengan tinta kebanggaan nama-nama orang yang teguh di hari sedikitnya orang-orang yang teguh, nama-nama orang yang ingkar terhadap kebatilan secara terang-terangan di hari banyaknya orang-orang yang rukun kepada orang-orang yang dhalim,dan nama-nama orang yang mencampakkan hukum-hukum thaghut dan memusuhinya di hari mayoritas manusia menikmatinya dan mengibadatinya. Kami memohon mudah-mudahan Allah meneguhkan engkau di atas hal ini tanpa menyimpang atau menyeleweng atau taraju’ (mundur dari manhaj yang haq) atau inhiraf (berbelok) … Amiin …

Kami sesungguhnya saat memegang tangan engkau di atas hal itu, kami mengetahui bahwa ahlul bathil telah merancang dan membulatkan tekad mereka kemudian datang berbaris-baris untuk menimpakan bencana kepada engkau dan terhadap dakwah tauhid yang penuh berkah ini, namun tatkala mereka tidak mampu menutup cahaya matahari engkau yang berkilau dengan jaring-jaring mereka yang hina lagi busuk, maka mereka beralih menggunakan cara menghina matahari itu dan menuduh busuk sinarnya, dan untuk hal itu mereka mengerahkan setiap orang busuk dan bejat di dalam berbagai forum dan simposium, untuk berupaya mencoreng dakwah tauhid lewat cara menjatuhkan para tokoh rujukannya, dan mana mungkin mereka bisa berhasil! Dan mana mungkin lautan bisa menjadi keruh dengan sebab banyaknya orang yang meludah di dalamnya! Dan mana mungkin langit terganggu dengan lolongan anjing dan hamburan debu, dan seandainya semua manusia berubah menjadi sapu untuk menebarkan debu, maka tetap saja langit itu adalah langit, dan tetap saja engkau adalah seperti engkau yang telah kami kenal dan dikenal oleh ahlul Islam di belahan timur dan barat bumi ini, teguh lagi kokoh, tidak merubah (prinsip) lagi tidak taraju’, penghalang yang kuat di hadapan orang-orang yang membancikan dien ini, benteng yang tangguh di hadapan jalan orang-orang yang menyelisihi millah ibrahim, panah yang tepat sasaran di dada ahli bid’ah dan ahli irja, serta duri yang menusuk di tenggorokan para thaghut dan ulama mereka serta orang-orang yang mengokohkan tahta mereka. Itulah keyakinan kami terhadap engkau dan apa yang kami kenal dari perjalanan engkau, maka berjalanlah engkau di atas jalan yang engkau pegang sedangkan ruhul qudus bersama engkau, Mata Allah mengawasi engkau dan melindungi engkau, serta lisan para mujahidin selalu memuji engkau dan mendoakan engkau. Sedangkan tempat pertemuan adalah di sana dengan izin Allah bersama para nabi, shiddiqin, para syuhada dan shalihin di taman-taman dan sungai-sungai di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

“Putera-putera engkau yang berjihad di Afghanistan -semoga Allah menegakkan syari’at-Nya di dalamnya-.”



Jangan lupakan kami dari kebaikan doa

Saudara-saudara kalian di situs Ansharul Mujahidin



https://asansar.info/vb

http://as-ansar.com/vb

http://as-ansar.info/vb





Alih bahasa : Abu Sulaiman

17 Ramadlan 1431 H. Sijn PMJ NKB



[1] Maksudnya dengan kitab beliau Millah Ibrahim. (Pent)

[2] Maksudnya Al Kawasyif Al Jaliyyah fi Kufri Ad Daulah As Su’udiyyah, kitab beliau yang sudah kami terjemahkan dengan judul “Membongkar kekafiran Negara Saudi”. (Pent)

[3] Maksudnya Kasyfun Niqab, (Pent)

[4] Maksudnya Imta’un Nadhr Fi Kasyfi Syubuhat Murji’atil’Ashr, kitab beliau yang kami terjemahkan dengan judul “Membongkar Syubuhat Neo Murjiah Yang Berkedok Salafy” dan diterbitkan dengan judul “Salah Kaprah Salafi” (Pent)

[5] Maksudnya kitab Waqafat Ma’a Tsamaratil Jihad, kitab beliau yang kami terjemahkan dengan judul “Renungan-renungan tentang hasil-hasil jihad…” yang diterbitkan oleh Penerbit jazeera dengan judul yang buruk “Mereka Mujahid Tapi Salah Langkah” tanpa sepengetahuan penterjemah, yang membuat sebagian ikhwan tidak suka dengan buku itu dan mencela penulisnya padahal mereka belum membaca isinya. Tapi lihatlah para mujahidin Afghanistan yang menjadi pilar kebanggaan umat Islam sekarang, mereka memuji buku itu dan merujuknya dalam membenahi kekeliruan di dalam amal jihadi! Mudah-mudahan ada penerbit yang mau menerbitkannya lagi dengan judul yang sesuai aslinya. (Pent)